Agustus 18, 2011

Guruh Nilai Lagu Ciptaan Presiden Cukup Baik

Jakarta (ANTARA) - Guruh Soekarnoputra menilai lagu ciptaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjudul "Dari Jakarta ke Oslo untuk Bumi Kita" yang diperdengarkan usai upacara pengibaran bendera di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, cukup baik.
"Itu cukup baik," kata Guruh menjawab wartawan yang meminta komentarnya tentang lagu ciptaan Presiden.
Ia juga mengatakan bahwa lagu tersebut layak untuk diperdengarkan.
"Ya tentulah, kalau soal layak ya layak," kata Guruh yang pada kesempatan itu didampingi oleh kakaknya, Sukmawati Soekarnoputri.
Sebelumnya, mantan wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa lagu ciptaan Yudhoyono cukup enak didengar.


Diperdengarkan aubade


Usai upacara pengibaran bendera, lagu ciptaan Kepala Negara disisipkan di antara lagu-lagu perjuangan dan nyanyian nusantara yang dikumandangkan oleh aubade para pelajar.
Lagu pertama yang dinyanyikan adalah "Hari Merdeka" ciptaan Hs Mutahar, setelah itu "Hymne Kemerdekaan" ciptaan Ibu Sud, dan setelah itu dinyanyikan lagu ciptaan Presiden Yudhoyono berjudul
"Dari Jakarta ke Oslo untuk Bumi Kita".
Setelah itu dinyanyikan beberapa lagu nusantara dengan iringan musik tradisional antara lain Zapin Budi dari Riau, Marencong-rencong dari Sulawesi Selatan, dan Apuse dari Papua. Aubade para pelajar ditutup oleh nyanyian lagu Syukur ciptaan Hs Mutahar.Upacara dimulai dengan peringatan detik-detik proklamasi tepat pada pukul 10.00 WIB yang diiringi dengan bunyi sirene dan 17 kali dentuman meriam.
Setelah itu, dilakukan pembacaan naskah proklamasi oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas.
Pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dengan pengerek bendera Hario Wibowo, siswa SMAN 1 Yogyakarta, pembentang bendera Angga Gerlyan Luempow, siswa SMAN 1 Tahuna,ibu kota Kabupaten Sangihe Sulawesi Utara, dan pembawa baki Muvida Pratiwi Fallugah, siswa SMAN 1 Gorontalo.
Sedangkan bertindak sebagai pemimpin upacara adalah Komandan Upacara Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katiandagho yang menjabat Dan Kopaska Armada Timur TNI-AL.
Upacara pengibaran bendera Merah Putih ini tidak dihadiri oleh satu pun mantan presiden Republik Indonesia seperti Bacharuddin Jusuf Habibie dan Megawati Soekarnoputri.
Saat ditanya mengapa kakaknya, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tidak hadir, Guruh mengatakan bahwa Megawati selalu memimpin upacara di kediaman pribadinya sehingga tidak hadir di Istana Merdeka.
Namun tampak hadir di antara undangan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz dan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno.

Jakarta (ANTARA) - Guruh Soekarnoputra menilai lagu ciptaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjudul "Dari Jakarta ke Oslo untuk Bumi Kita" yang diperdengarkan usai upacara pengibaran bendera di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, cukup baik.
"Itu cukup baik," kata Guruh menjawab wartawan yang meminta komentarnya tentang lagu ciptaan Presiden.
Ia juga mengatakan bahwa lagu tersebut layak untuk diperdengarkan.
"Ya tentulah, kalau soal layak ya layak," kata Guruh yang pada kesempatan itu didampingi oleh kakaknya, Sukmawati Soekarnoputri.
Sebelumnya, mantan wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa lagu ciptaan Yudhoyono cukup enak didengar.


Diperdengarkan aubade


Usai upacara pengibaran bendera, lagu ciptaan Kepala Negara disisipkan di antara lagu-lagu perjuangan dan nyanyian nusantara yang dikumandangkan oleh aubade para pelajar.
Lagu pertama yang dinyanyikan adalah "Hari Merdeka" ciptaan Hs Mutahar, setelah itu "Hymne Kemerdekaan" ciptaan Ibu Sud, dan setelah itu dinyanyikan lagu ciptaan Presiden Yudhoyono berjudul
"Dari Jakarta ke Oslo untuk Bumi Kita".
Setelah itu dinyanyikan beberapa lagu nusantara dengan iringan musik tradisional antara lain Zapin Budi dari Riau, Marencong-rencong dari Sulawesi Selatan, dan Apuse dari Papua. Aubade para pelajar ditutup oleh nyanyian lagu Syukur ciptaan Hs Mutahar.Upacara dimulai dengan peringatan detik-detik proklamasi tepat pada pukul 10.00 WIB yang diiringi dengan bunyi sirene dan 17 kali dentuman meriam.
Setelah itu, dilakukan pembacaan naskah proklamasi oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas.
Pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dengan pengerek bendera Hario Wibowo, siswa SMAN 1 Yogyakarta, pembentang bendera Angga Gerlyan Luempow, siswa SMAN 1 Tahuna,ibu kota Kabupaten Sangihe Sulawesi Utara, dan pembawa baki Muvida Pratiwi Fallugah, siswa SMAN 1 Gorontalo.
Sedangkan bertindak sebagai pemimpin upacara adalah Komandan Upacara Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katiandagho yang menjabat Dan Kopaska Armada Timur TNI-AL.
Upacara pengibaran bendera Merah Putih ini tidak dihadiri oleh satu pun mantan presiden Republik Indonesia seperti Bacharuddin Jusuf Habibie dan Megawati Soekarnoputri.
Saat ditanya mengapa kakaknya, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tidak hadir, Guruh mengatakan bahwa Megawati selalu memimpin upacara di kediaman pribadinya sehingga tidak hadir di Istana Merdeka.
Namun tampak hadir di antara undangan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz dan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar